You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Logo Desa Lenek Pesiraman
Logo Desa Lenek Pesiraman
Lenek Pesiraman

Kec. Lenek, Kab. Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat

SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI DESA LENEK PESIRAMAN KECAMATAN LENEK KABUPATEN LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT KODE POS : 83653

Sejarah Desa Lenek Pesiraman

OPRATOR SID 16 Januari 2025 Dibaca 892 Kali
Sejarah Desa Lenek Pesiraman

A. SEJARAH DESA

    1. Asal Usul

             Menurut beberapa catatan sejarah, desa tertua di Pulau Lombok bernama Desa Perigi. Desa ini terletak di Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur. Catatan lainnya yang menyebutkan bahwa desa pertama dan tertua di Pulau Lombok adalah adalah Desa Laek (desa lama) yang yang terletak disekitar Kecamatan Sambelia Sekarang.

              Pada suatu masa Desa Perigi ini dilanda musibah yang sangat parah, yaitu banjir bandang yang disebabkan oleh meluapnya air Danau Segara Anak sehingga menyebabkan Desa Perigi tenggelam dan rata dengan tanah. Sebagian masyarakat perigi mengungsi kepegunungan untuk menyelamatkan diri. Setelah banjir reda seluruh masyarakat desa Perigi yang selamat (raja beserta rakyatnya) pergi meninggalkan desanya dan mencari tempat baru untuk dijadikan sebagai tempat tinggal, tempat baru ini dikenal dengan Labuhan Lombok yang terletak di Kabupaten Lombok Timur, di tempat inilah kehidupan baru dimulai.

              Setelah berjelan beberapa generasi, maka pada suatu saat raja memerintahkan kepada sebagian rakyatnya untuk meninggalkan Desa Labuhan Lombok dengan tujuan untuk mencari tempat yang masih kosong untuk dijadikan tempat tinggal yang baru. Diantara kelompok-kelompok masyarakat itu ada yang singgah kemudian menetap diantara desa-desa yang sekarang bernama Desa Borok Dadap, Desa Sukatain, Desa Langko dan Desa Sukamulia. Penduduk Desa Sukamulia inilah yang kemudian menjadi cikal bakal penduduk Desa Lenek sekarang ini.

               Desa Lenek dahulu bernama Desa Sukamulia, penduduknya saat itu hanya berjumlah 140 orang. Jumlah 140 orang ini tidak bisa berkembang biak, entah karena apa, ada yang mengatakan kalau masalah ini akibat pengaruh desanya. Pada waktu itu yang menjadi Penoak Desa (Pimpinan Desa) bernama Baloq Dasa hanyalah pimpinan desa (bukan seorang raja), tetapi dalam menjalankan tugas keseharian memimpin desa, beliau dibantu oleh Patih yang berjumlah 4 orang. Adapun keempat Patih tersebut adalah Patih Tembeng Bagia, Patih Si Nyiur, Patih Demung Papak, dan Patih Ramban Biaq.

               Pada suatu hari Patih Ramban Biaq beserta ketiga Patih lainnya diutus oleh Baloq Dasa pergi ke Kerajaan Selaparang untuk melaporkan kepada Raja di sana tentang kondisi masyarakat Desa Sukamulia yang tidak bisa berkembang. Singkat cerita Raja Selaparang mengutus keempat Patih tersebut untuk pergi menemui salah seorang keluarga raja di Desa Benoa (Kerajaan Benoa) di Lombok Tengah, untuk menjemput orang yang bernamaWirangbaya (Raden Wirangbaya).

               Setelah rombongan sampai di Desa Benoa, mereka semua kemudian menyampaikan kepada Raja Benoa, bahwa Raja Selaparang telah mengangkat Raden Wirangbaya untuk menjadi pimpinan di Desa Sukamulia. Dan untuk membantu tugas-tugas Raden Wirangbaya, maka Raja Selaparang memberikan pengiring (pengikut) sebanyak 160 orang, serta dibekali dengan beberapa sebuah pusaka oleh raja antara lain : 1 buah Boneka Patung Kucing Mas (Meong Mas), Boneka Kucing yang di saput atau dilapisi emas murni, Keris Pusaka yang juga dilapisi emas yang diberi nama Si Papak (Bung Papak), Sabuk Belo dan beberapa buah tombak serta beberapa pusaka lainnya.

                Setelah beberapa tahun memimpin Desa Sukamulia yang berpusat di Presak Lenek (sekarang menjadi desa pemekaran yang bernama Desa Lenek Pesiraman. Raden Wirangbaya selanjutnya memindahkan pusat pemerintahannya kesebelah utara sejauh lebih kurang satu kilometer. Perkampungan baru yang pertama kali dibuat adalah Gubuk Koloh Petung, akan tetapi oleh masyarakat dahulu dikenal dengan sebutan Lendek (bergeser, pergeseran  atau perpindahan sejauh satu kilometer), kemudian lama-kelamaan oleh masyarakat dikenal dengan sebutan Lenek. Tidak ada catatan tertulis seputar waktu perpindahan tersebut, hanya saja pada waktu itu diketahui bahwa agama islam sudah masuk dan berkembang di Desa Sukamulia ini walaupun belum begitu pesat.

                Dalam beberapa informasi tersebut bila dihubungkan dan ditilik data tentang sejarah masuknya agama islam di Lombok yaitu sekitar abad ke-16 hingga petengahan abad ke-18, maka bisa diperkirakan Raden Wirangbaya melaksanakan rencana pemerintahannya sekitar akhir abad ke-16 atau awal abad ke-17.

                Setelah berpidah tempat jumlah penduduknya pun sudah mulai berkembang pesat, ini terjadi karena telah dimulainya perkawinan antara penduduk Sukamulia yang berjumlah 140 orang dengan pengikut Raden Wirangbaya yang berjumlah 160 orang. Dimasa inilah kemudian Raden Wirangbaya mengutus ke empat orang patih tersebut untuk pindah ke tempat yang masih berada di bawah kekuasaannya utuk menjadi wakilnya di dalam memerintahdi tempat wilayahnya masing-masing.

                Patih Demung Papak diperintahkan untuk menuju kesebelah barat desa yang dinamakan Dasan Paok Pondong, disini Patih Demung Papak ini berdomisili dan menjalankan tugasnya sebagai wakil dari Raden Wirangbaya. Patih Tembeng Bagia diperintahkan untuk menuju kesebelah selatan desa tepatnya di Dusun Dasan Tembeng, sementara itu Patih Si Nyiur juga menuju keselatan, hanya saja kalau Patih Tembeng Bagia ke selatan barat, maka Patih Si Nyiur ke selatan bagian timur, dan tempat yang diperintah oleh  Patih Si Nyiur inilah yang sekarang dikenal dengan nama Dasan Nyiur sesuai dengan nama Patihnya, sedangkan Patih Ramban Biak diperintahkan menuju ke sebelah utara desa yang kemudian dinamakan Desa Ramban Biak.

                 Untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman agama pada rakyatnya, maka Raden Wirangbaya memerintahkan untuk mendirikan sebuah bangunan sarana pribadatan sebagai tempat mengajar agama islam yang dinamakan pesantren atau yang oleh masyarakat setempat disebut dengan santeren. Pada saat pertama kali didirikan santeren itu dinamakan Santeren Mulang, dinamakan demikian karena memang tempat itu digunakan untuk mengajarkan ajaran-ajaran agama (mulang berasal dari bahasa jawa yang artinya mengajar). Tetapi entah karena apa akhirnya lama-kelamaan nama santeren mulang berubah menjadi Santeren Malang. Dari hal itu dapat diketahui seberapa besar pengaruh jawa (Majapahit) terhadap kehidupan rakyat Desa Lenek pada waktu itu dan juga sampai dengan sekarang ini.

                  Selain itu juga didirikan sebuah tempat pemandian yang tujuannya adalah disamping untuk tempat mandi, juga sebagai tempat rekreasi maupun istirahat, tempat ini dinamakan Pesiraman. Kemudian seperti halnya pada banyak kejadian maka nama itupun saat ini lebih dikenal dengan nama Pesiraman.

                  Dari proses kesejarahan tersebut, maka walaupun secara geografis letak desa lenek demikian adanya, akan tetapi kultur atau budaya masyarakatnya tetap memiliki banyak kesamaan. Hal ini juga yang menyebabkan mereka tetap merasa satu, sebagai salah satu buktinya adalah bahwa tidak jarang terjadi sekelompok keluarga yang berdomisili di ujung utara desa masih bersaudara dengan yang ujung selatan maunpun lainnya. Faktor pendukung lainnya adalah terdapatnya beberapa peninggalan sejarah, seperti bekas masjid tua “masjid Presak” (Presak = bekas pusat pemerintahan desa yang ditinggalkan) dan bekas pakaian orang tua yang disebut Mijo.

                  Dengan begitu luasnya wilayah desa Lenek dan berkembangnya jumlah penduduk maka pada tahun 1992 Desa Lenek di mekarkan menjadi dua desa yaitu Desa Lenek Daya dan Lenek Lauk. Tetapi dengan pemekaran dua desa ini diwilayah ke tiga desa ini, baik Desa Lenek maupun Desa Lenek Daya dan Lenek Lauk belum maksimal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Maka dengan dibukanya kembali pemekaran desa oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2010 maka Desa Lenek kembali mekar menjadi satu desa yaitu Desa Lenek Pesiraman, sementara Desa Lenek Daya mekar menjadi tiga desa yaitu Desa Lenek Duren, Lenek Ramban Biak dan Desa Lenek Kalibambang sedangkan Desa Lenek Lauk mekar menjadi satu desa yaitu Desa Lenek Baru, sehingga secara administrasi pemerintahan sampai tahun 2011  jumlah pemekaran Desa Lenek sebanyak delapan (8) desa, yaitu Desa Lenek, Lenek Daya, Lenek Lauk, Lenek Pesiraman, Lenek Ramban Biak, Lenek Kalibambang dan Lenek Duren).

 2 Terbentunya Desa Lenek Pesiraman  

            Desa Lenek Pesiraman pada awalnya akan diberi nama Desa Lenek Peresak, tetapi karena ada mitos yang masih melegenda ditengah masyarakat Lenek, maka para inisiator pemekaran desa sepakat memberi nama desa pemekaran ini dengan nama Desa Lenek Pesiraman. Pengambilan dua kosa kata dalam pemberian nama desa ini dimaksudkan agar tetap menjaga kata Lenek sebagai bagian dan kesatuan leluhur dan identitas sebagai masyarakat Lenek sedangkan kata Pesiraman diambil dari nama tempat pemandian para leluhur masyarakat Lenek.

               Dengan disepakatinya pemberian nama Desa Lenek Pesiraman, maka pada akhir tahun 2010 berdasarkan hasil kesepakatan Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, dan Tokoh Pemuda Desa Lenek dalam berita acara tanggal 10 Maret 2010 bahwa desa pemekaran ini disebut Desa Persiapan Lenek Pesiraman yang dituangkan dalam Keputusan Kepala Desa Nomor : Pem.414/133/IX/2011 tanggal 10 Maret 2010 tentang Usulan Pembentukan Desa Lenek Pesiraman.

               Desa Lenek Pesiraman dengan pusat pemerintahannya bertempat di Dusun Tojang Indah, yang terdiri dari sembilan (9) kekadusan, yaitu :

  1. Dusun Gubuk Bagek Daya
  2. Dusun Gubuk Bagek
  3. Dusun Gubuk Tengak
  4. Dusun Karang Tojang
  5. Dusun Tojang Indah
  6. Dusun Koloh Petung Baret
  7. Dusun Koloh Petung Timuk
  8. Dusun Karang Bila
  9. Dusun Dasan Tapen

3. Sejarah Kepemimpinan

Sejarah Kepemimpinan Desa Lenek Pesiraman dari awal sampai sekarang adalah sebagai berikut : 

No

Nama

Periode Jabatan

Keterangan

1

 ABDUL WAHID ,S.Ag.

2010-20211

Pejabat Sementara

2

H. AHMAD JIHADI

2010-2017

Hasil Pemilihan

3

HERMAN, S.H

2017-2017

Pejabat Sementara

4

M. SURYA JAYA BAITUL YADIN 

  1. 2017-2023
  2. 2023-2031

Hasil Pemilihan

 

     

                   

Bagikan Artikel Ini
Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image